Monday, 3 November 2014

KISAH PUTERA-PUTERI MINAHASA PADA 10 NOVEMBER 1945

PERJUANGAN DI MASA PERANG KEMERDEKAAN

Kisah singkat ini berasal dari petikan tulisan-tulisan Alm. J.H. Tamboto, Alm. H.V. Worang, Alm. J.M.J. Pantouw. Pada tanggal 20 Agustus 1945 di Gedung Nasional Bubutan Surabaya, dibentuk Organisasi Pemuda Republik Indonesia (P.R.I), dan tergabung di dalamnya anatara lain : Pemuda P.R.I. Sulawesi (Perisai).
P.R.I. Sulawesi (Perisai) : J.H. Tamboto (Pemimpin), J.F. Warouw (Wakil Pemimpin), Komandan-komandan Pasukan : H.V. Worang, D.J. Somba, J.W. Tiwatu, J.A. Wuisan, Watung, A. Siwi, R.A.F. Lalu, W. Tenges.
Dan Pemuda-pemuda lain di organisasi tersebut antara lain : W.C. Rory, C. Dapi, Oesman Jafar, H. Suatan, B.A.S. Gerungan, B. Waworuntu, W. Moningka, H. Pangemanan, Sam Ogi, L. Inkiriwang, Walanda, R. Telwe, H. Wurangian, Wenas, W. Rompas, J. Parengkuan, E. Mamesah, N. Pakasi, J. Karwur, S. Karouwan, L. Malonda, Bung Aries, P. Lampah, L.W. Sampouw, J.A. Kumowal, D. Kawengian, H. Kourouw, N. Rompas, B. Tumbelaka, R. Luntungan, J. Bolang, Awuy, H. Moningka, M. Muntu, J. Pesik, Zus Tuege, Zus Tampi, Nona Regar, Nona Mumu, dll.


Pertama-tama aksi pasukan PRI ditujukan kepada Tentara Jepang dengan melucuti mereka di Gubeng, mengepung Batalion Jepang di Gedung HBS-Ketalang dan menumpas sampai habis pasukan Kempetai yang tidak mau menyerah.
Pada 8 September membebaskan tahanan asal Manado dan Ambon dari penjara-penjara, mereka yaitu : Muntu, F.J. Pangemanan, B. Pangemanan, Laoh, Flapro, Titus, Bob Wenas, dan seorang Jaksa Mogot.
Pada 25 Oktober, Brigjen Mallaby dengan Brigadenya mendarat. Dalam pertempuran di daerah Kajoon, salah satu Kepala Pasukan PRI, H.V. Worang dengan dibantu beberapa orang pemuda lain, dapat menewaskan sebagian besar pasukan Inggris dan menawan seorang Letnan Inggris.
Di dalam bajunya ada perintah rahasia yang berbunyi : "The Indonesian rebel have a small red-white signed on their breast, if you have to shoot, shoot them like looters".
Pasukan Inggris terdiri dari orang-orang India dan Gurkha, dalam serangan-serangan pasukan PRI Sulawesi, pasukan-pasukan yang terdiri dari anggota-anggota Gurkha yang terkenal pun melarikan diri, sehingga putera-putera Minahasa berkelakar : "Tau lari jo kote dorang" ("bisa melarikan diri juga mereka rupanya").
Pertempuran-pertempuran yang terjadi di jalan-jalan Kota Surabaya terus berlangsung sampai bulan Desember, dan akhirnya seluruh arek-arek Suroboyo (sebutan ini termasuk untuk semua suku bangsa Indonesia yang ada di Surabaya) mundur dan membuat garis pertahanan di Porong, Sidoarjo, Wonocolo, Kedurus, dan Jombang.


Dari PRI Sulawesi, pasukan ini lebih terkenal dengan sebutan Pasukan Istimewa PRI-100, dibawah pimpinan Mayor J.F. Warouw dan Kapten H.V. Worang sebagai wakilnya. Pasukan Istimewa PRI-100 Surabaya ini sebenarnya adalah pasukan expedisi untuk ke Sulawesi Utara, sesuai permintaan dari Dr. Sam Ratulangi, agar ada pasukan yang ditempatkan di Sulawesi Utara.
Semoga kisah singkat ini dapat menjelaskan perjuangan putera-putera Minahasa pada masa Perang Kemerdekaan. Memang masih banyak nama-nama putera-putera Minahasa yang belum tertulis selengkapnya, kami mohon maaf.

Pakatuan Wo Pakalawiren,
R.F.L. Worang

No comments:

Post a Comment