Sunday, 9 November 2014

MARGA ADALAH IDENTITAS MASYARAKAT DAN ADAT

FAM MINAHASA PENGARUH BUDAYA SPANYOL DAN PORTUGIS

Marga adalah nama besar keluarga, yang merupakan identitas terpenting dari seseorang berhubungan dengan asal-usul suku dan daerah asal domisili. Marga adalah nama pertanda dari keluarga mana seseorang itu berasal. Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia.
Nama marga dalam kebudayaan Barat dan kebudayaan yang terpengaruh oleh budaya Barat umumnya terletak di belakang, sehingga sering disebut dengan nama belakang. Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh nama marga di depan.
Ada juga kebudayaan yang dulunya tidak menggunakan marga, misalnya Suku Jawa di Indonesia, walapun kini sudah ada yang mengadopsi nama dalam keluarganya. Dalam sistematika biologis, marga digunakan bergantian untuk takson genus.
Marga menjadi identitas dalam masyarakat dan adat. Marga diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya. Marga turun-temurun dari kakek kepada bapak, kepada anak, kepada cucu, kepada cicit dan seterusnya. Marga lebih sering digunakan daripada nama, biasanya nama disingkat saja.
Bagi Orang Minahasa, Marga Keluarga biasa disebut dengan Fam. Marga Minahasa merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat Minahasa.

Contoh dari kiri : Keluarga Korengkeng-Warouw, Sarundajang-Paat
Sarundajang-Tambuwun dan Sajouw-Singkoh
Marga Minahasa diambil dari nama keluarga yang digunakan oleh kepala rumah tangga (orang tua lelaki), dengan demikian umumnya nama anak dari sebuah keluarga akan ditambahkan nama keluarga sang ayah di belakangnya. Bila seorang perempuan menikah, nama keluarga sang suaminya disisipkan di antara nama depan dan nama keluarga asli perempuan tersebut.
Praktik ini menunjukkan pengaruh Budaya Spanyol dan Portugis yang masih tersisa di Minahasa. Keluarga itu akan menggunakan kedua marga tersebut sebagai nama resminya. Jadi, misalnya seorang laki-laki yang bermarga "Sarundajang" menikah dengan seorang perempuan yang bermarga "Tambuwun", maka keluarga itu disebut "Keluarga Sarundajang-Tambuwun", meskipun anak-anak mereka kelak hanya akan menggunakan nama "Sarundajang" saja sebagai marga mereka.

No comments:

Post a Comment