Bangsa Minahasa terdiri dari 4 (empat) suku/etnis/sub-etnis besar sebagai etnis utama, yaitu : Tountemboan, Tombulu, Toulour/Tondano, dan Tonsea.
Kemudian bergabung suku-suku yang berdiam di selatan Minahasa seperti : Tonsawang, Ratahan-Pasan (Pasan Wangko), dan Ponosakan.
Terakhir suku Bantik sebagai suku pendatang dari Sulawesi Tengah.
Pada saat ini, etnis Babontehu diterima sebagai suku/sub-etnis Minahasa bersama-sama dengan orang-orang Borgo.
Pada saat ini, etnis Babontehu diterima sebagai suku/sub-etnis Minahasa bersama-sama dengan orang-orang Borgo.
Sub-etnis Tombulu berpusat di Tomohon yang mendiami daerah Kota Tomohon, Kecamatan Tombariri, Kecamatan Pineleng, dan Kecamatan Tombulu, Kecamatan Wori, Likupang Barat dan Kota Manado, Sub-etnis merupakan pakasaan Tombulu yang memiliki delapan walak, yaitu : Tomohon/Tou Muung, Sarongsong, Tombariri, Kakaskasen, Ares, Kalawat Atas, Kalawat Wawa (Klabat di Bawah) di Paniki, dan Likupang.
Sub-etnis Tountemboan berkedudukan di Minahasa bagian Selatan yang mendiami daerah Langowan, Tompaso, Kawangkoan, Sonder, Tareran, Tumpaan, Amurang, dan daerah di sepanjang kuala (sungai) Ranoyapo, yaitu di daerah Motoling, Kumelembuai, Ranoyapo, Tompaso Baru, Modoinding, Tenga, dan Sinonsayang. Suku ini berasal dari Pakasaan Tompakewa yang terdiri dari walak Tompaso, Langowan, Tombasian, Rumoong, Tongkimbut Atas atau Kawangkoan, dan Tongkimbut Bawah atau Sonder.
Sub-etnis Tondano atau Toulour, mendiami daerah sekeliling Danau Tondano sampai di pantai timur Minahasa (Tondano Pante), yaitu daerah Tondano, Kombi, Eris, Lembean Timur, Kakas, Remboken. Pakasaan Toulour terbagi atas dua Walak, yaitu Tondano Toulimambot di bagian barat dan Tondano Touliang di bagian barat.
Sub-etnis Tonsea, berada di Minahasa bagian Utara yang dahulu berada di bawah Walak Tonsea. Daerah suku ini meliputi daerah Airmadidi, Kauditan, Kema, Bitung, Tatelu, Talawaan, dan Likupang Timur.
Sub-etnis Tonsawang, berada di daerah Kecamatan Tombatu dan Touluaan. Leluhur dari puak ini datang dari pulau kecil Mayu dan Tafure di selat Maluku yang mendarat di Atep (Tondano Pante) kemudian beralih ke Tompaso kemudian beralih ke tempat sekarang. Mereka menyebut sub-etnisnya sebagai orang Toundano.
Sub-etnis Ratahan, berada di
sekitar kota Ratahan. Sub-etnis Ratahan atau Pasan, atau Pasan-Ratahan
atau disebut juga Bentenan. Sub-etnis Ratahan berada di kampung-kampung
Ratahan/Tosuraya, Wioi, Wiau, Wongkai, Rasi, Molompar, Wawali, Minanga,
dan Bentenan. Sedangkan sub-etnis Pasan berada di kampung Towuntu,
Liwutung, Tolambukan, dan Watulinei.
Sub-etnis Ponosakan berada di Kecamatan Belang dan Kecamatan Ratatotok, yaitu di kampung Belang, Basaan, Ratatotok, dan Tumbak serta sebagian kampung Watuliney dan Tababo. Suku ini merupakan satu-satunya sub-etnis di Minahasa yang beragama Islam.
Sub-etnis Bantik berada di daerah
sekitar Manado, yaitu di barat daya Manado seperti Malalayang dan
Kalasei dan sebelah utara Manado seperti Buha, Bengkol, Talawaan Bantik,
Bailang, Molas, Meras serta Tanamon di kecamatan Sinonsayang Minahasa
Selatan. Suku ini berlainan sekali bahasa, adat kebiasaan, dan roman
muka dari suku-suku lain di Minahasa. Suku ini berasal dari Sulawesi
Tengah, kemudian bermukim di Bolaang Mongondow (Bolmong). Kemudian
mereka datang di Minahasa sebagai tentara bantuan Bolmong untuk
memerangi suku-suku Minahasa. Ketika tentara Bolmong dikalahkan di
Maadon, Lilang (Kema) maka suku ini menetap di sekitar teluk Manado.
Sub-etnis Babontehu berada di kepulauan sebelah barat laut Minahasa. Dahulu sub-etnis ini berada di bawah satu kerajaan tersendiri bernama Kerajaan Manado yang berpusat di pulau Manado Tua. Orang Babontehu terkenal sebagai pelaut yang ulung. Kepala mereka disebut Kolano (Raja). Karena dikalahkan Kerajaan Bolaang Mongondow, mereka terusir dari sana dan menetap di kepulauan Sangihe.
Ada juga beberapa kelompok kecil yang telah lama berasimilasi dengan orang Minahasa sehingga mereka dianggap sebagai bagian dari Minahasa.
Orang Borgo dulunya adalah serdadu sipil masa VOC dan Hindia - Belanda, merupakan campuran orang Eropa, Afrika Selatan, Asia dan lain-lain dengan Minahasa.
Orang Jawa Tondano (Jaton) yang menetap di timur laut Tondano merupakan campuran dari bangsa Jawa pengikut Pangeran Diponegoro dan Kyai Modjo yang kawin dengan gadis-gadis Minahasa. (Oleh : Rafans Manado – Dari berbagai sumber),-
No comments:
Post a Comment